Kaktus? Apa yang terbayang dalam benak kalian jika Rugo mengucapkan kata itu? Mungkin banyak yang memikirkan itu hanya sebuah tanaman penuh duri. Ya memang benar, kaktus itu hanya sekumpulan duri yang hidup, duri yang akan terus bertambah seiring dengan pertambahan tinggi tanaman.
Kata iya menurut Rugo pun layaknya kaktus. Penuh duri didalamnya. Seberapa sering kau mengucapkan iya, sebanyak itu pula kau menanamkan duri dalam diri. Dalam tutup bab maupun awal bab baru Rugo kali ini banyak yang menjanjikan kata iya, namun tak sedikit pula kata iya itu tersakiti.
Kaktus, sebuah tanaman dengan rongga yang terdapat air. Bisa air kepedihan, bisa juga air tangis kebahagiaan. Layaknya iya, dalam kata iya pun dapat menimbulkan rasa gembira maupun isakan duka. Umbaran iya seperti tumbuhnya kaktus. Semakin banyak iya, semakin tinggi pula kaktus itu meninggi. Semakin banyak iya, semakin banyak duri yang membalutnya.
Kali ini Rugo hanya ingin mengingatkan kepada kalian semua. Jadilah Opuntia! Iya!
-RUGO-
Kata iya menurut Rugo pun layaknya kaktus. Penuh duri didalamnya. Seberapa sering kau mengucapkan iya, sebanyak itu pula kau menanamkan duri dalam diri. Dalam tutup bab maupun awal bab baru Rugo kali ini banyak yang menjanjikan kata iya, namun tak sedikit pula kata iya itu tersakiti.
Kaktus, sebuah tanaman dengan rongga yang terdapat air. Bisa air kepedihan, bisa juga air tangis kebahagiaan. Layaknya iya, dalam kata iya pun dapat menimbulkan rasa gembira maupun isakan duka. Umbaran iya seperti tumbuhnya kaktus. Semakin banyak iya, semakin tinggi pula kaktus itu meninggi. Semakin banyak iya, semakin banyak duri yang membalutnya.
Kali ini Rugo hanya ingin mengingatkan kepada kalian semua. Jadilah Opuntia! Iya!
-RUGO-
0 komentar:
Posting Komentar