Rabu, 09 Januari 2013
14.51 0

Mabuk

Kalau ada orang sedang jatuh cinta pasti berjuta rasanya. Ada asam, manis, pedas, pahit, gurih (kaya makanan lah pokoknya). Sampai terkadang kita yang sedang jatuh cinta tidak bisa berpikir jernih untuk melakukan sesuatu hal. Yang terpikir hanya si dia. Dia, dia, dan dia. Hahaha.. Lebay...

Seperti yang Rugo sebutkan diatas, penyakit yang biasa disebut cinta ini berakibat seperti orang mabuk. Kecanduan ingin selalu didekat si dia. Kalau lagi jauh, biasanya seperti orang mabuk, bingung, gelisah, tidak menentu perasaannya (pokoknya gitu lah). Armada-Band aja sampai menciptakan lagu yang berjudul 'mabuk cinta'. Jadi kalau sedang jatuh cinta itu kaya orang mabuk dong, Go? Berarti cinta itu memabukkan dong, Go? Berarti cinta itu haram dong?!?!?! Hahaha... Entah lah, pikir aja sendiri, soalnya dalam posting kali ini Rugo tidak membahas tentang cinta. Rugo ingin membahas tentang kata mabuk.

Kata mabuk di Indonesia ini biasanya dibarengi dengan kata kepayang. Ya, mabuk kepayang. Tapi kenapa yah kata mabuk ini selalu diikuti dengan kata kepayang? Usut punya usut, ternyata kepayang itu adalah sebuah tanaman. Kepayang (Pangium edule) adalah tumbuhan berbentuk pohon yang tumbuh liar atau setengah liar. Orang Sunda menyebutnya picung atau pucung (begitu pula sebagian orang Jawa Tengah) dan di Toraja disebut pamarrasan.

Pohon kepayang berbatang lurus yang tingginya mampu mencapai 60 meter dengan diameter batang mencapai 120 cm. Percabangannya tidak terlalu rapat. Daunnya berbentuk jantung, dengan lebar 15 cm. dan panjang 20 cm. berwarna hijau gelap dan mengkilap di bagian atas, sementara bagian bawahnya agak keputihan dan sedikit berbulu. Daun menghasilkan glikosida cyanogenetic, gynocardine, identik dengan yang ditemukan dalam odorata Gynocardia. Enzim sejenis emulsion, gynocardase, telah diidentifikasi dengan glukosida tersebut. Menghasilkan minyak Kernel pamitic dan asam oleat, dan minyak optik aktif, baik hydnocarpic atau chaulmoogric, atau keduanya.

Bunga kepayang tumbuh di pucuk ranting, berwarna putih kehijauan, mirip dengan bunga pepaya. Buah kepayang berbentuk lonjong dengan bagian ujung dan pangkal meruncing, berukuran panjang 30 cm dan lebar 20 cm. Bentuk buah kepayang mirip bola rugby atau American Football. Warna kulit buah cokelat, dengan permukaan agak berbulu. Daging buah putih dan lunak. Biji kepayang bertempurung, berbentuk asimetris, dengan ukuran 3-4 cm. Tempurung biji bertekstur dengan warna cokelat kehitaman. Ketebalan tempurung antara 3 sd. 4 mm. dan sangat keras. Daging biji berwarna sangat putih.

Tanaman ini tumbuh di hutan hujan tropika basah dan merupakan tanaman asli yang tumbuh mulai dari Asia Tenggara hingga Pasifik Barat, termasuk di Indonesia. Kepayang yang merupakan anggota famili Flacourtiaceae mampu tumbuh di daerah dataran rendah hingga ketinggian 1.500 m dpl. Tanaman ini mulai berbuah pada umur 15 tahun dan terjadi di awal musim hujan.

Kepayang di Indonesia yang dimanfaatkan adalah bijinya, biasa disebut kluwek. Biji kepayang atau kluwek mengandung zat racun hidrogen sianida. Bila dimakan tanpa melalui proses penghilangan zat beracun, tentu saja akan membuat si pelahap akan mabuk berat bahkan kehilangan nyawanya.

Jadi, itulah mengapa kata mabuk selalu diikuti dengan kata kepayang. ^^

Daftar Pustaka:
Anonim. 2012. Kepayang. http://id.wikipedia.org/wiki/Kepayang.
Tirto, Endah. 2012. Kluak (Pangium edule). http://www.dapurprima.com/2012/06/kluwak-pangium-edule/.
Kusno, Gustaff. 2010. Kisah di Balik 'Mabuk Kepayang'. http://sosbud.kompasiana.com/2010/12/30/kisah-di-balik-mabuk-kepayang/.


-RUGO-

0 komentar:

Posting Komentar