Kemaren (25/5) Rugo bermaksud menikmati romantisme di langit borobudur. Sebuah romantisme yang mungkin hanya ada satu kali dalam satu tahun. Sebuah romantisme dimana hanya ada gemerlap bintang ditemani 1000 lampion yang dilepas ke langit dengan penuh harapan di masa depan.
Kemaren merupakan hari Waisak. Hari suci bagi para umat Budha di seluruh pelosok Indonesia. Umat Budha dari seluruh Indonesia kemaren berkumpul di Candi Borobudur untuk merayakannya. Sebuah prosesi agung yang semestinya tidak ada gangguan dari pihak lain agar muncul kekhidmatan tiada tara. Namun bisa apa, disetiap perayaan Waisak sudah dapat dipastikan adanya fotografer dadakan yang ingin memotret upacara Waisak tersebut.
Rugo sempat mengunjungi candi Borobudur tadi malam, berniat untuk melihat festival 1000 lampion yang dilepas ke langit Magelang. Tidak berniat untuk mengganggu jalannya prosesi upacara Waisak. Sesampainya disana ternyata sudah ada jutaan orang yang ingin melihat prosesi. Rugo sempat berbincang dengan fotografer dari Walubi (Perwakilan Umat Budha Indonesia), ia mengemukakan bahwa orang awam lebih banyak yang melihat prosesi upacara ketimbang umat Budha sendiri. Hal ini sangat mengganggu jalannya upacara.
Di twitter dengan hastag #WaisakBorobudur banyak sekali kicauan tentang jalannya upacara Waisak tadi malam di Borobudur. Mereka kecewa dengan para orang awan dan para fotografer yang tidak tahu diri sehingga mengganggu prosesi upacara waisak tersebut. Banyak fotografer yang menginjak kaki dari para Biksu/Biksuni, bahkan hingga naik ke atas altar demi mendapatkan hasil gambar yang bagus. Bukankah itu sama dengan jika kalian muslim saat Idul Fitri/Idul Adha lalu ada fotografer yang mengambil foto tepat di tempat sujud imam?
Mungkin Tuhan tahu akan seperti itu jadinya, sehingga Tuhan memberikan air yang begitu melimpah dalam bentuk hujan. Maksudnya agar para orang awam itu tidak menghadiri acara prosesi dan prosesi akan berjalan dengan khidmat. Yah, apa boleh buat, namanya juga manusia dengan kemampuan ego yang tinggi.
Karena hujan akhirnya 1000 lampion tidak terbang di langit Borobudur tadi malam. 1000 harapan umat Budha gagal terbang di Waisak tahun ini. Rugo sedih karena perbuatan manusia yang tidak tahu diri. Para fotografer yang berego picik. Semoga di Waisak tahun berikutnya berjalan lancar dan khidmat. Maaf Rugo tidak mengambil gambar keadaan tadi malam, karena hujan jadi kamera sulit keluar dari dalam tas :)
-RUGO-
Kemaren merupakan hari Waisak. Hari suci bagi para umat Budha di seluruh pelosok Indonesia. Umat Budha dari seluruh Indonesia kemaren berkumpul di Candi Borobudur untuk merayakannya. Sebuah prosesi agung yang semestinya tidak ada gangguan dari pihak lain agar muncul kekhidmatan tiada tara. Namun bisa apa, disetiap perayaan Waisak sudah dapat dipastikan adanya fotografer dadakan yang ingin memotret upacara Waisak tersebut.
Rugo sempat mengunjungi candi Borobudur tadi malam, berniat untuk melihat festival 1000 lampion yang dilepas ke langit Magelang. Tidak berniat untuk mengganggu jalannya prosesi upacara Waisak. Sesampainya disana ternyata sudah ada jutaan orang yang ingin melihat prosesi. Rugo sempat berbincang dengan fotografer dari Walubi (Perwakilan Umat Budha Indonesia), ia mengemukakan bahwa orang awam lebih banyak yang melihat prosesi upacara ketimbang umat Budha sendiri. Hal ini sangat mengganggu jalannya upacara.
Di twitter dengan hastag #WaisakBorobudur banyak sekali kicauan tentang jalannya upacara Waisak tadi malam di Borobudur. Mereka kecewa dengan para orang awan dan para fotografer yang tidak tahu diri sehingga mengganggu prosesi upacara waisak tersebut. Banyak fotografer yang menginjak kaki dari para Biksu/Biksuni, bahkan hingga naik ke atas altar demi mendapatkan hasil gambar yang bagus. Bukankah itu sama dengan jika kalian muslim saat Idul Fitri/Idul Adha lalu ada fotografer yang mengambil foto tepat di tempat sujud imam?
Mungkin Tuhan tahu akan seperti itu jadinya, sehingga Tuhan memberikan air yang begitu melimpah dalam bentuk hujan. Maksudnya agar para orang awam itu tidak menghadiri acara prosesi dan prosesi akan berjalan dengan khidmat. Yah, apa boleh buat, namanya juga manusia dengan kemampuan ego yang tinggi.
Karena hujan akhirnya 1000 lampion tidak terbang di langit Borobudur tadi malam. 1000 harapan umat Budha gagal terbang di Waisak tahun ini. Rugo sedih karena perbuatan manusia yang tidak tahu diri. Para fotografer yang berego picik. Semoga di Waisak tahun berikutnya berjalan lancar dan khidmat. Maaf Rugo tidak mengambil gambar keadaan tadi malam, karena hujan jadi kamera sulit keluar dari dalam tas :)
-RUGO-
0 komentar:
Posting Komentar