Kamis, 04 Oktober 2012
07.00 0

Mie?

Pagi ini Taksaka yang mengantarku tiba tepat waktu sesuai dengan jadwal yang tertera di tiket. Terima kasih kepada PT. KAI karena telah memberikan pelayan yang semakin baik. Tapi ini bukan posting tentang testimonial. Lanjut ke cerita...

Tadi pagi sekitar pukul 5.00 WIB saya tiba di gambir. Bingung karena belum banyak kendaraan umum untuk dapat saya naiki. Berhubungan perut lapar, akhirnya saya masuk ke indomaret berniat membeli sesuatu sembari menunggu beroperasinya bis TransJakarta. Singkat cerita, saya membeli pop-mie, ambil, seduh, bayar, dan langsung makan di tempat.

Sruput..sruput... Sedang asyiknya menikmati pop-mie tiba-tiba ada seorang bapak-bapak dengan perut seperti ibu hamil duduk di depanku. Ehhmmm... Ia membeli minuman coklat dan setangkep roti. Hampir habis pop-mie-ku ku santap, lalu sang bapak tersebut melontarkan sesuatu seolah memulai perbincangan.

"Memang kuat sarapan dengan mie?", Ujarnya. "Saya sih tidak kuat jika makan mie (sambil menyodorkan perutnya)".

Teoriku, menurut beberapa sumber mengatakan bahwa mie itu kurang baik bila di makan terlalu sering. Jadi, menurut saya jika orang-orang ingin mengurangi makan mie, ia harus mempunyai perut besar seperti ibu hamil.


#CMP
Selasa, 02 Oktober 2012
10.08 0

Hidupku, Kesendirianku

Sebuah kesendirian itu memang menyakitkan. Namun dalam kepekaan hati yang sangat sensitif, kesendirian dapat mengajarkan kita tentang indahnya kebersamaan. Itu mungkin kata-kata yang dapat menguatkan hati beberapa orang, namun tidak untukku.

Entah mengapa sedari dulu aku hanya di"perbolehkan" untuk bekerja sendiri. Hampir semua kebersamaanku hanya menjadi malapetaka. Yah.. Pengecualian baginya. Hanya dengannya aku mendapatkan arti hidup sesungguhnya. Orang yang ku anggap baik sebagai "teman" saja tak jarang mengecewakan. Semua pemikiran yang ku lontarkan amat sangat berbeda dengan yang ia khayalkan, bukan berarti aku itu orang autis. Aku hanya ingin mengolah pikiran dengan sudut pandang berbeda, aku hanya ingin membaca alam sekitar yang terkadang sering diacuhkan kebanyakan orang.

Berpikir cepat dan menimbang resiko itu diperlukan dijaman gila ini. Sehingga kita tidak perlu banyak mentelantarkan banyak jiwa. Kosongkan isi kepala dan isilah dengan hal unik yang orang lain anggap itu hal sia-sia termasuk hal yang luar biasa. Sehingga kita tau rasa yang berbeda dari kebanyakan jiwa.

Kesempurnaan jiwaku berkembang saat kesendirianku. Lapangku hidup saat kesendirianku. Karena kesendirianku membangkitkan kepekaanku.

Orang lain memang berpikir bahwa aku orang tak waras yang hanya berdiam diri dalam ruangan, namun dalam kesendirianku aku dapat mencengkram dunia. Hal-hal yang tak semua orang pikirkan, aku coba untuk mengolahnya. Cukup dengan alat ini, dan hatinya.

Kesendirian bukan berarti sendiri, hanya saja tak ada manusia yang menemani. Peka dan sadarlah tentang kesendirianmu!

Bacaan ini harus diolah, jangan ditelan mentah-mentah, maka kau tau arti kesendirianmu.
#CMP